Dalam Denial of Service, saya menggunakan metode ping pada DOS.
Penambahan opsi l pada ping merupakan salah satu senjata hacking yang digunakan dalam aktivitas hacking. Dengan huruf l tersebut (-l), maka ukuran default buffer yang dikirimkan sebesar 32 bytes bisa diubah. Dalam aksi hacking, apabila seseorang menggunakan nilai buffer yang sangat besar sekali, tentu hal ini akan cukup berbahaya apalagi pada sebuah komputer target dengan spesifikasi yang rendah, terutama dalam sebuah jaringan. Efeknya akan langsung bekerja, yang berupa komputer target bisa jadi hang.
Penulisannya adalah dengan mengetikkan :
ping -l ip-address/domain-target <besar buffer>Sebagai contoh: ping -l ip-address/domain-target 90000
Proses ini akan mengirimkan data sebesar 90000 paket data ke target. Dimana hal ini lebih tinggi dibanndingkan kapasitas TCP/IP yang hanya sebesar 65535.
Perintah kedua yang digunakan dalam aksi DoS ini adalah opsi -t. Penulisannya adalah: ping -t ip-address/domain-target
Hal ini akan mengirimkan 32 bytes data ke target secara terus menerus. Hal inilah yang menyebabkan pada komputer dengan spesifikasi rendah tidak sanggup menerima gempuran yang bertubi-tubi tersebut menjadi down. Pemberhentian perintah ini hanya bisa dilakukan dengan menekan tombol Ctrl+C pada keyboard.
Coba anda perhatikan pada gambar, perintah ping yang dilakukan terus menerus.
Akan lebih parah lagi, apabila kedua opsi tersebut gabung bergabung menjadi satu.
ping -t -l address/domain-target <besar buffer>
No SARA ..... ConversionConversion EmoticonEmoticon